Minggu, 12 Agustus 2012

Mahasiswa UNY “Sulap” Minyak Jelantah Jadi Pembersih Lantai

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan Universitas Negeri Yogyakarta berhasil memanfaatkan limbah minyak goreng atau minyak jelantah untuk dijadikan pembersih lantai yang diberi nama Karbol Milan. Hal itu diungkapkan Koordinator Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Asri Novianti, di Yogyakarta, Kamis (2/8/2012).
“Proses produksi Karbol Milan dibagi menjadi tiga tahapan, yakni penjernihan minyak jelantah, pembuatan karbol, dan pengemasan produk,” kata Asri.
Asri mengatakan, Karbol Milan diproduksi dalam beberapa varian aroma di antaranya jeruk nipis, apel, bougenvil, dan melati. Karbol Milan dikemas dengan botol plastik bening berukuran 600 mililiter disertai label produk dan petunjuk penggunaan.
“Karbol merupakan produk pembersih lantai yang banyak digunakan oleh masyarakat. Produk pembersih lantai merupakan kebutuhan bagi rumah tangga dan seluruh gedung instansi, lembaga atau pusat perbelanjaan,” kata mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas MIPA UNY itu.
Menurut Asri, gedung-gedung besar setiap hari membutuhkan karbol pembersih lantai dengan jumlah yang cukup banyak sehingga dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pembersih lantai.
“Namun, produk Karbol Milan yang memanfaatkan minyak jelantah memiliki harga yang lebih ekonomis dibandingkan karbol pada umumnya. Dengan demikian, kebutuhan pembersih lantai dapat tercukupi tanpa perlu menyediakan anggaran yang cukup besar,” katanya.
Asri menjelaskan, Karbol Milan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan produk karbol lain yang ada. Karbol Milan menggunakan bahan limbah minyak goreng sehingga harganya lebih terjangkau.
Dengan harga yang sangat ekonomis, kata dia, potensi Karbol Milan untuk diterima pasar sangat besar. Dengan kualitas yang tidak mengecewakan, tetapi lebih murah dari produk karbol lainnya.
“Saat ini konsumen sangat berhati-hati dalam membeli produk, dan harga merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan,” kata Asri.
Minyak jelantah biasanya hanya dibuang oleh ibu rumah tangga dan warung makanan kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan.
“Padahal, minyak jelantah merupakan jenis limbah yang cukup mencemari lingkungan karena sifatnya yang nonpolar, sehingga tidak bisa larut dalam air yang bersifat polar. Saat dibuang ke perairan minyak jelantah sukar untuk hilang,” ujar Asri.
Anggota Tim PKMK UNY yang berhasil memanfaatkan minyak jelantah untuk dijadikan pembersih lantai adalah Hasan Ashari, Nulat Panggayuh Mahardika, dan Wahana Cahya Wibawa.

sumber: http://edukasi.kompas.com

lanjutannya »»  

Pakar: Teladani Nabi Yusuf Kelola Krisis Pangan

Metrotvnews.com, Bogor: Keteladanan Nabi Yusuf ketika mengelola krisis pangan di Mesir bisa ditiru untuk maksud yang sama di Indonesia. Demikian disampaikan pakar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Prof. Noer Azam Achsani.

Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti, MS.i di Bogor, Ahad (12/8) menjelaskan, pernyataan Noer Azam Achsani itu disampaikan dalam seminar bertema "Volatilitas Harga Kedelai dan Solusinya", akhir pekan ini.

Azam mengutip surat dalam Al Quran tentang kisah Nabi Yusuf. Ia merujuk pada Nabi Yusuf yang menyatakan, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut secara sungguh-sungguh, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan".

Menurut guru besar IPB itu, dari perkataan Nabi Yusuf tersebut, ada sekurangnya tiga solusi mengatasi krisis pangan. Pertama, hendaknya bercocok tanam dengan bersungguh-sungguh, yakni dalam perspektif jangka panjang perlu dipikirkan benih, pupuk, teknologi, tantangan alam, dan sebagainya.

Kedua, dibiarkan pada tangkainya, mangandung maksud perlunya melakukan upaya penyimpanan dan pengawetan makanan, sebagai perspektif jangka menengah. Ketiga, pengendalian konsumsi dengan makan secukupnya atau mengatur pola makanan, dalam perspektif jangka pendek.

"Dari sinilah saya mengakui Nabi Yusuf adalah The Best Economist Ever. Kalau kita percaya firman Allah SWT, seharusnya ini kita jadikan sebagai rujukan utama," katanya.

Menurut dia, pelajaran berharga yang dapat diambil teladan dari Nabi Yusuf yakni memenuhi kebutuhan secukupnya, bukan keinginan. "Tidak ada ajaran agama untuk mengandalkan pembangunan ekonomi pada utang dan tidak ada ajaran untuk mengatasi kelangkaan dengan impor, tetapi dengan manajemen stok," katanya menegaskan.

Ia menambahkan, keteladanan dari Nabi Yusuf lainnya sebagai ciri pemimpin yang baik di antaranya tata kelola yang baik (good governance), berilmu dan tidak harus putra daerah. "Nabi Yusuf sendiri bukan berasal dari Mesir," katanya.(Ant/BEY)

sumber: http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2012/08/12/101883/Pakar-Teladani-Nabi-Yusuf-Kelola-Krisis-Pangan
lanjutannya »»  

Kamis, 02 Agustus 2012

Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama, dalam canda tawa dan bahagia.  Setiap tetes airmata yang tertumpah di hari ini, akan menjadi saksi atas jalinan ukhuwah yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.
Tak ada kata yang pantas terucap sahabat….. hanya derai bening yang selalu bertaburan, mengucap selamat jalan, silakan lanjutkan perjuanganmu ke arah yang lain, ditempat yang baru, yang akan menjadi jarak pertemuan kita.
Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas perpisahan raga.  Namun percayalah sahabat….. hati kita akan selalu terikat.  Jalinan ukhuwahnya akan semakin erat, semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat.
Tidak usah terlalu bersedih, sahabat….. berbahagialah, karena engkau akan menemukan suasana yang baru, bukan disini lagi, tapi disana.  Cukuplah setiap kenangan yang telah kita tanam, akan menjadi kenangan yang tumbuh subur, menyemaikan benih-benih cita diantara kita.  Karena kita tak harus disini, kita tak harus selalu bersama, kita harus melanjutkan langkah ini, mungkin ke tempat yang lain, yang siap untuk kita tapaki.
Perkuat langkahmu sahabat….. yakinkan diri dan hatimu, hari esok pasti lebih cerah, hari esok adalah harapan yang harus diraih.  Pandang senyumannya yang lebar, tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.  Yakinlah sahabat, cinta dan cita kita selalu bersatu.  Kita akan bersatu selamanya, dalam cahaya persahabatan ini.
Sahabat….. segala rindu yang akan muncul, segala nafas yang akan berhembus, segala harapan yang akan kita raih, segala langkah yang akan kita ayunkan, yakinlah disana ada sukses. Di sana ada keberkahan, dan di sana pasti ada cinta.
Sahabat….. biarkan aliran airmata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya.  Biarkan dia, karena airmata tak berarti sedih, airmata tak berarti duka, airmata adalah juga lambang bahagianya hati.  Biarkan dia menemani kita di hari ini.  Biarkan…..Karena dia memang hadir untuk ini, untuk sebuah perpisahan.
Sahabat….. selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah…..
***
Sahabat…..
Mulai hari ini, kembalilah tersenyum dalam wajah barumu…
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia  menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam  persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika  kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.


lanjutannya »»