YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Tim Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan Universitas Negeri Yogyakarta berhasil memanfaatkan limbah
minyak goreng atau minyak jelantah untuk dijadikan pembersih lantai
yang diberi nama Karbol Milan. Hal itu diungkapkan Koordinator Tim
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) Asri Novianti, di Yogyakarta, Kamis (2/8/2012).
“Proses produksi Karbol Milan dibagi menjadi tiga tahapan, yakni
penjernihan minyak jelantah, pembuatan karbol, dan pengemasan produk,”
kata Asri.
Asri mengatakan, Karbol Milan diproduksi dalam beberapa varian aroma
di antaranya jeruk nipis, apel, bougenvil, dan melati. Karbol Milan
dikemas dengan botol plastik bening berukuran 600 mililiter disertai
label produk dan petunjuk penggunaan.
“Karbol merupakan produk pembersih lantai yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Produk pembersih lantai merupakan kebutuhan bagi rumah
tangga dan seluruh gedung instansi, lembaga atau pusat perbelanjaan,”
kata mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas MIPA UNY itu.
Menurut Asri, gedung-gedung besar setiap hari membutuhkan karbol
pembersih lantai dengan jumlah yang cukup banyak sehingga dibutuhkan
anggaran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pembersih lantai.
“Namun, produk Karbol Milan yang memanfaatkan minyak jelantah
memiliki harga yang lebih ekonomis dibandingkan karbol pada umumnya.
Dengan demikian, kebutuhan pembersih lantai dapat tercukupi tanpa perlu
menyediakan anggaran yang cukup besar,” katanya.
Asri menjelaskan, Karbol Milan mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan produk karbol lain yang ada. Karbol Milan menggunakan bahan
limbah minyak goreng sehingga harganya lebih terjangkau.
Dengan harga yang sangat ekonomis, kata dia, potensi Karbol Milan
untuk diterima pasar sangat besar. Dengan kualitas yang tidak
mengecewakan, tetapi lebih murah dari produk karbol lainnya.
“Saat ini konsumen sangat berhati-hati dalam membeli produk, dan
harga merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan,” kata Asri.
Minyak jelantah biasanya hanya dibuang oleh ibu rumah tangga dan
warung makanan kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan.
“Padahal, minyak jelantah merupakan jenis limbah yang cukup mencemari
lingkungan karena sifatnya yang nonpolar, sehingga tidak bisa larut
dalam air yang bersifat polar. Saat dibuang ke perairan minyak jelantah
sukar untuk hilang,” ujar Asri.
Anggota Tim PKMK UNY yang berhasil memanfaatkan minyak jelantah untuk
dijadikan pembersih lantai adalah Hasan Ashari, Nulat Panggayuh
Mahardika, dan Wahana Cahya Wibawa.
sumber: http://edukasi.kompas.com
Wah limbah minyak goreng dijadikan pembersih lantai! Keren banget nih kreatifitas nya.. :)
BalasHapus